Bisnis  

Cara Bertahan dalam Bisnis Hijab Digital di Tengah Persaingan Ketat, Strategi Boleh Dicoba Digital Tembus ROAS 30x

Strategi Pemasaran

Di tengah ramainya pelaku bisnis fesyen muslim, khususnya hijab, yang bermunculan setiap hari di media sosial dan e-commerce, tantangan untuk bertahan dan tumbuh di ranah digital semakin besar. Tak sedikit brand hijab yang akhirnya gulung tikar karena tak mampu bersaing atau tak punya strategi pemasaran yang matang. 

Tapi di balik itu, ada juga yang justru melejit bahkan berhasil meraih Return on Ad Spend (ROAS) hingga 30 kali lipat dengan omzet miliaran rupiah. Salah satunya berkat racikan strategi pemasaran ciamik dari agensi Boleh Dicoba Digital (BDD).

Menjadi Pebisnis Hijab Digital yang Tahan Banting

Untuk bisa bertahan di industri hijab digital yang kompetitif, pelaku usaha perlu lebih dari sekadar produk yang “cantik” dan harga bersaing. Berikut beberapa kiat utama yang jadi fondasi ketahanan brand hijab di dunia digital:

1. Pahami Audiens Secara Mendalam

Kunci utama adalah mengenali siapa target market sebenarnya. Segmen pasar hijab sangat luas, mulai dari remaja SMA pencinta tren, ibu muda dengan gaya kasual syar’i, hingga wanita karier dengan tampilan modest yang elegan.

2. Konsisten Bangun Branding

Jangan hanya berjualan, tapi bangun cerita dan nilai brand. Konsistensi warna, tone komunikasi, hingga value yang diangkat (misalnya soal kenyamanan, kepraktisan, atau gaya hidup islami) akan membentuk identitas yang kuat di benak audiens.

3. Optimalkan Sosial Media & Marketplace

Dunia digital tak bisa lepas dari Instagram, TikTok, Shopee, Tokopedia, hingga TikTok Shop. Setiap kanal punya karakteristik sendiri yang perlu dipahami agar konten dan promosi bisa tepat sasaran.

4. Gunakan Iklan Digital Secara Efektif

Bukan soal besar anggarannya, tapi bagaimana anggaran tersebut digunakan dengan strategi yang benar. Nah, di sinilah peran performance marketing agency seperti BDD terbukti vital.

Strategi BDD: Tembus ROAS 30x & Omzet Miliaran

Boleh Dicoba Digital (BDD), sebuah agensi digital marketing asal Indonesia, membuktikan bahwa dengan strategi yang tepat, brand hijab bisa meroket performanya secara digital. 

Salah satu klien BDD di industri hijab berhasil meraih ROAS (Return on Ad Spend) hingga 30x artinya setiap Rp1 juta yang dikeluarkan untuk iklan digital bisa menghasilkan Rp30 juta penjualan. Fantastis, bukan?

Bagaimana caranya? Berikut beberapa jurus strategi pemasaran yang diterapkan BDD:

Analisis Data Konsumen Mendalam

BDD tak hanya menebar iklan secara massal, tapi menggunakan data insight untuk memahami waktu terbaik menampilkan iklan, siapa audiens yang paling prospektif, serta produk mana yang paling diminati.

Creative Ads yang Relevan dan Berbasis Riset

Iklan yang dibikin bukan asal tampil “cantik”, tapi sesuai dengan selera dan kebiasaan audiens. Bahkan BDD sering kali menggunakan format storytelling atau demo hijab yang relate dengan aktivitas sehari-hari target market.

Split Testing dan Optimasi Berkelanjutan

BDD selalu melakukan uji coba beberapa variasi iklan dan landing page, lalu mengalokasikan budget ke versi yang paling perform. Strategi ini mempercepat pencapaian ROAS tinggi.

Kolaborasi dengan Influencer yang Tepat

Influencer yang digunakan bukan semata-mata yang punya followers banyak, tapi yang betul-betul punya daya pengaruh di komunitas modest fashion. Ini meningkatkan kepercayaan sekaligus potensi konversi.

Kisah sukses ini menunjukkan bahwa dalam berbisnis hijab secara digital, kuncinya bukan hanya pada produk bagus, tapi juga strategi pemasaran yang presisi dan terus dievaluasi. Di tengah kompetisi sengit, brand-brand hijab yang bermitra dengan agensi seperti Boleh Dicoba Digital (BDD) justru menemukan celah pertumbuhan luar biasa.

Jika kamu adalah pemilik brand hijab yang ingin naik kelas secara digital, maka strategi dari BDD adalah salah satu yang boleh dicoba.